HABAKITA – Inspektur Jenderal (Irjen) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Tornanda Syaifullah bertemu dengan Pj Gubernur Aceh Bustami Hamzah membahas solusi jangka pendek dan Panjang melimpahnya hasil tangkapan nelayan di PPS Kutaraja Lampulo Banda Aceh agar kasus pembuangan ikan tidak terulang kembali ke depannya.
“Dalam pertemuan itu membahas solusi dari hulu ke hilir dalam penanganan ikan oleh nelayan, dengan harapan kasus yang terjadi di Aceh bisa menjadi model dan diharapkan tidak terjadi di wilayah lain di Indonesia,” kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Aceh, Aliman, Sabtu (11/5/2024).
Pertemuan itu berlangsung di Pendopo Gubernur Aceh, Sabtu (11/5/2024). Hadir dalam pertemuan itu, Tornanda Syaifullah, Pj Gubernur Aceh Bustami Hamzah, Ketua DPRA Zulfadli, Kadis KKP Aceh Aliman, Ketua Kadin Aceh Muhammad Iqbal, Panglima Laot Aceh, Miftachuddin Cut Adek.
“Pak Menteri Menteri Kelautan dan Perikanan sangat perhatian terhadap kasus yang terjadi Aceh beberapa Waktu yang lalu di Aceh, beliau menginginkan ada kajian yang lengkap sehingga ada solusi yang cepat terkait penanganan ikan oleh nelatan mulai dari hulu ke hilir,” kata Aliman.
Aliman mengatakan, kapal nelayan di Aceh masih menggunakan sistem tradisional yaitu menggunakan es batu dalam balkah untuk membekukan ikan di laut.
“Belum ada kapal nelayan di Aceh menggunakan freezer untuk penyimpanan ikan di laut, maka nelayan kita harus bertransformasi ke sistem modern,” kata Aliman.
“Nelayan kita sepakat dengan solusi ini, nanti Irjen KKP akan membantu mendatangkan kapal yang menggunakan freezer untuk diujicoba di Aceh,” pungkas Aliman.
Dari pihak KKP melalui akun Twitter-nya menyebutkan pertemuan itu menghasilkan strategi jangka pendek, yaitu: penguatan hulu ke hilir berupa modelling kapal berpendingin, penyediaan sarana mesin pengolahan tepung ikan, dan penyiapan kapal penampung untuk logistik ikan dengan jangkauan pasar yang lebih luas.