HABAKITA – Tani Merdeka Aceh mendesak Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera I untuk menyelesaikan proyek rehabilitasi bendungan daerah irigasi Krueng Pase, Kabupaten Aceh Utara, tepat waktu dan sesuai kontrak. Bendungan tersebut sangat penting agar bisa segera berfungsi dan mengalirkan air bagi petani.
Sudah lima tahun, petani di sembilan kecamatan di Aceh Utara dan Lhokseumawe, yaitu Syamtalira Bayu, Samudera, Blang Mangat, Nibong, Tanah Pasir, Syamtalira Aron, Meurah Mulia, Tanah Luas, dan Matang Kuli, tidak bisa menanam padi karena tidak ada pasokan air irigasi.
Akibatnya kata Cut Muhammad para petani kehilangan sumber pencaharian utama mereka, yang berdampak langsung pada kehidupan mereka sehari-hari.
“Hal ini menyebabkan pendapatan mereka menurun drastis dan ekonomi masyarakat di daerah tersebut merosot tajam,” kata Cut Muhammad.
Kesulitan ekonomi ini lanjut Cut Muhammad juga mempengaruhi berbagai aspek kehidupan, termasuk kemampuan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan dasar dan mengembangkan usaha lokal.
“Kami meminta proyek rehab Bendungan Krueng Pase diselesaikan tepat waktu dan bisa berfungsi,” kata Cut Muhammad, Ketua DPD Tani Merdeka Aceh, Senin, 16 September 2024.
Menurut Cut Muhammad, petani di Aceh Utara sudah lama kesulitan karena tidak ada air irigasi, dan proyek ini harus segera diselesaikan.
Ia juga menegaskan pentingnya bendungan ini untuk mendukung program ketahanan pangan Presiden Terpilih Prabowo Subianto.
“Bendungan ini adalah infrastruktur penting untuk mencapai ketahanan pangan dan swasembada padi,” tambah Cut Muhammad.