HABAKITA – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan bahwa pada 26–30 Mei 2024 posisi matahari berada tepat di atas Ka’bah.
Masyarakat yang berada di wilayah Indonesia tengah dan barat diimbau untuk kembali memeriksa arah kiblat.
“Bagi sobat yang berada di wilayah Indonesia tengah dan barat tanggal 26 hingga 30 Mei adalah kesempatan untuk memeriksa arah kiblat karena matahari tepat berada di atas Ka’bah,” tulis BMKG melalui kanal Instagram, Senin 27 Mei 2024.
Dalam unggahannya, disampaikan langkah-langkah dalam melakukan pengecekan ulang arah kiblat sebagai berikut:
- Sesuaikan jam yang digunakan dengan jam atom BMKG di http://jam.bmkg.go.ig atau http://ntp.bmkg.go.id.
- Gunakan alat yang dapat dijadikan tegak lurus pada permukaan yang datar. Alat dapat berupa bandul, tiang, atau dinding bangunan yang tegak lurus dengan tanah datar.
- Lakukan proses kalibrasi sejak 5 menit sebelum dan sesudah 16.18 WIB atau 17.18 WITA (waktu puncak).
- Perhatikan arah bayangan yang terjadi saat waktu puncak. Tarik garis dari ujung bayangan hingga ke posisi alat. Garis itulah arah kiblat yang sudah dikalibrasi dengan posisi matahari saat tepat berada di atas Ka’bah.
- Kondisi seperti ini akan terulang tiap tahunnya pada tanggal 26 – 30 Mei dan 14 – 18 Juli.
Ketua Tim Falakiyah Kanwil Kementerian Agama Provinsi Aceh, Alfirdaus Puta, mengungkapkan bahwa fenomena ini terjadi akibat posisi matahari yang sesuai dengan garis lintang utara dan selatan sebesar 23,5°, karena garis tersebut merupakan posisi titik tertinggi matahari.
“Setiap tahun terjadi, karena posisinya sesuai garis lintang utara 23,5° dan lintang selatan 23,5°,” ujarnya saat diwawancarai oleh Pintoe.co (29/5/2024).
Menurutnya, parameter yang memengaruhi ketepatan arah kiblat dalam fenomena alam ini adalah waktu yang tepat, tiang yang lurus, dan bidang yang datar.
“Harus tepat matahari di atas Ka’bah, jam 16.18. Kalau udah lewat lagi pakai selisih perhitungan bayangan matahari. Jadi jam, tiang yang dibuat harus lurus, bidangnya harus datar. Itu yang penting,” tuturnya.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa fenomena alam ini terjadi dua kali dalam setahun. Namun hal ini tergantung kembali kepada garis edar matahari.
“15-16 Juli ada lagi, tapi tergantung garis edar matahari,” imbuhnya.
Adapun dari penuturannya, ia mengungkapkan ada sosialisasi dari Kemenag Aceh mengenai peristiwa ini.
“Kami menyurati tiap-tiap kemenag kota, kabupaten, KUA, dan masjid-masjid, agar memperbaiki arah kiblat. Jadi terstruktur, dari pusat langsung,” tutupnya. []