HABAKITA – Sejumlah wilayah di Kabupaten Aceh Besar mengalami kekeringan sejak Mei 2024, Kecamatan Lhoknga yang paling parah terdampak. Sumur-sumur warga dan sumber pengairan sawah di daerah tersebut kering.
Pj Bupati Aceh Besar, Muhammad Iswanto, mengatakan pihaknya telah memberlakukan status siaga darurat bencana kekeringan khususnya di Kecamatan Lhoknga. Status darurat ini guna untuk memaksimalkan penanganan dampak kekeringan dengan lebih terukur dan melibatkan personel dari instansi terkait.
“Kami telah mendirikan posko pendistribusian air bersih di kantor camat Lhoknga,” ujar Iswanto. Posko ini sudah beroperasi untuk membantu pendistribusian air bersih kepada warga yang terdampak.
Kepala BPBD Aceh Besar, Ridwan Jamil, menjelaskan bahwa posko tersebut juga berfungsi sebagai tempat warga untuk menyampaikan informasi terkini tentang situasi kekeringan di wilayah mereka. “Kekeringan di Lhoknga sudah terlalu panjang, sehingga BPBD Aceh Besar mengambil kendali untuk penanganan ketersediaan air bersih,” katanya.
Ridwan menambahkan bahwa para camat dan kepala desa di daerah terdampak harus aktif melaporkan kebutuhan air bersih kepada petugas piket di posko agar BPBD bisa segera menindaklanjutinya. Sejauh ini, rata-rata 10 hingga 15 unit mobil tangki dikerahkan setiap hari untuk memasok air bersih ke warga yang terdampak kekeringan.
Mobil tangki tersebut berasal dari BPBD, PDAM Tirta Mountala, dan dibantu oleh Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Aceh. “Pendistribusian air bersih di Kecamatan Lhoknga disesuaikan dengan permintaan dan laporan dari masing-masing kepala desa,” ujar Ridwan.[]