HABAKITA – Perdana Menteri Mesir, Mostafa Madbouly, memerintahkan pencabutan izin 16 perusahaan pariwisata. Tindakan ini dilakukan karena dugaan pelaksanaan ibadah haji ilegal ke Makkah oleh perusahaan-perusahaan tersebut.
Perintah ini muncul setelah dilaporkan lebih dari 1.100 kematian selama pelaksanaan haji tahun ini.
Banyaknya kematian disebabkan oleh cuaca panas yang ekstrem di Arab Saudi.
Menurut data AFP, sebanyak 1.126 jemaah meninggal, dengan lebih dari setengahnya berasal dari Mesir.
Dari jumlah tersebut, 658 adalah warga Mesir, dan 630 di antaranya merupakan jemaah yang tidak terdaftar secara resmi.
“Perdana menteri telah memerintahkan pencabutan izin perusahaan-perusahaan ini, manajer mereka dibawa ke jaksa penuntut umum dan dikenakan denda untuk kepentingan keluarga para jemaah yang meninggal,” kata pejabat Mesir yang dikutip dari AFP.
Peningkatan jumlah kematian jemaah haji tidak terdaftar ini disebabkan oleh beberapa perusahaan yang menggunakan visa kunjungan pribadi untuk mengatur program haji.
Visa ini mencegah pemegangnya masuk ke Mekah melalui jalur resmi. Lebih dari 50.000 orang Mesir secara resmi mengikuti ibadah haji, dengan 31 kematian akibat penyakit kronis.
Perusahaan-perusahaan yang mengatur kunjungan haji ilegal ini dituduh tidak memberikan layanan yang memadai, sehingga menyebabkan jemaah yang tidak terdaftar kelelahan akibat suhu tinggi.
Seorang pejabat senior Saudi membela manajemen kerajaan Teluk atas pelaksanaan ibadah haji. Izin haji dialokasikan kepada negara-negara berdasarkan sistem kuota dan didistribusikan melalui undian.
Meskipun biaya tinggi, banyak orang mencoba haji tanpa izin untuk menghemat biaya, meskipun berisiko ditangkap dan dideportasi jika tertangkap.
Rute tidak resmi menjadi semakin populer sejak 2019 ketika Arab Saudi memperkenalkan visa pariwisata umum yang mempermudah masuk ke kerajaan Teluk tersebut.
Pejabat senior Saudi menyatakan bahwa pemerintah mengkonfirmasi 577 kematian pada dua hari tersibuk selama haji, yaitu saat jamaah berdoa di Gunung Arafat dan melakukan ritual “melempar jumrah” di Mina.
“Ini terjadi di tengah kondisi cuaca yang sulit dan suhu yang sangat tinggi,” kata pejabat tersebut.
Namun, ia mengakui bahwa angka tersebut hanya sebagian dan tidak mencakup seluruh pelaksanaan haji, yang secara resmi berakhir pada hari Rabu.[]