HABAKITA – Mantan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan, mengaku tidak terkejut penetapan Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto sebagai tersangka pada kasus suap Harun Masiku.
Menurut Novel, Hasto sudah diincar sejak 4 tahun lalu.
“Seingat saya, sejak awal 2020 saat OTT, penyidik sudah mengusulkan Hasto sebagai tersangka,” kata Novel pada Kamis, 26 Desember 2024.
Novel menjelaskan, bukti keterlibatan Hasto dalam kasus suap pergantian antarwaktu (PAW) anggota DPR sangat kuat saat operasi tangkap tangan (OTT) 2020.
Namun, pimpinan KPK saat itu menolak menetapkan Hasto sebagai tersangka dengan alasan menunggu keterangan Harun Masiku.
“Pimpinan KPK waktu itu meminta Harun Masiku tertangkap dulu sebelum mengambil langkah lebih lanjut,” tambahnya.
Menurut Novel, keputusan KPK menetapkan Hasto tersangka di tahun 2024 memunculkan persepsi publik yang mengaitkannya dengan kepentingan politik.
Namun, dia menegaskan setiap kasus seharusnya diproses secara objektif tanpa intervensi.
“Kalau tidak diproses apa adanya sejak awal, maka yang terjadi seperti sekarang, muncul persepsi seolah ada kepentingan politik,” ujar Novel.
KPK kini menetapkan Hasto Kristiyanto dan advokat Donny Tri Istiqomah sebagai tersangka dalam kasus ini.
Keduanya diduga ikut terlibat dalam suap kepada mantan Komisioner KPU Wahyu Setiawan.
Selain itu, Hasto juga dijerat dengan pasal perintangan penyidikan karena diduga menyuruh Harun merusak ponselnya dan melarikan diri setelah OTT dilakukan.
KPK telah juga mencegah Hasto dan mantan Menteri Hukum dan HAM, Yasonna H Laoly bepergian ke luar negeri.[]