HABAKITA – Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (Kemenko Perekonomian) melaporkan pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap resilien di tengah tekanan ekonomi global. Ekonomi Indonesia disebut lebih baik dari China, Korea Selatan (Korsel), dan Malaysia.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan ekonomi global diproyeksikan stabil, meski lambat di tengah kebijakan suku bunga ketat bank sentral di berbagai downside risks seperti tensi geopolitik dan fragmentasi ekonomi, pelemahan permintaan global, kebijakan suku bunga tinggi.
“Meski demikian, PMI Manufaktur Indonesia berada di level ekspansi [52,9] per April 2024. Artinya lebih baik dari China, Korsel dan Malaysia,” ujarnya dalam Seminar Ekonomi di Jakarta, Sabtu (11/5/2024) Lebih rinci, PMI Manufaktur China berada pada level 51,4, Korsel berada di level 49,4 dan Malaysia di level 49.
Adapun, Airlangga menyebut rata-rata pertumbuhan ekonomi di RI mencapai 5,11% relatif tertingggi dari kuartal sebelumnya. “Ini tentu lebih tinggi dari sebelumnya. Pertama, ada lebaran, lalu Pemilu juga meningkatkan konsumsi domestik,” ucapnya.
Sejauh ini hasil dari pertumbuhan ekonomi yang baik, dapat terlihat dari angkatan ketenagakerjaan pada Februari 2024. Tercatat, jumlah orang bekerja naik 3,55 juta orang menjadi 142,18 juta orang.
Kemudian, pengangguran turun 800.000 menjadi 7,2 juta orang per Februari 2024 dari 7,99 juta orang per Februari 2023. Terjadi, peningkatan pekerja formal yang tumbuh menjadi 40,83% yoy dari 39,88%, sedangkan pekerja infomal turun menjadi 59,17% dari 60,12%.
Lebih lanjut, pertumbuhan ekonomi Indonesia menurut wilayah juga menunjukkan perkembangan yang kuat, yaitu Kalimantan, Maluku dan Papua, terutama pertambangan hilirisasi dan smelter. Apalagi jika ada krisis, safe heaven beralih ke emas yang akhirnya harga emas naik dan ekonomi naik.
“Pulau Jawa masih menjadi kontributor tertinggi terhadap PDB Nasional yaitu 57,7% pada triwulan I/2024,” ucapnya Ke depan, pada 2045 diperkirakan penduduk Indonesia mencapai 320 juta orang dengaan pendapataan perkapita mencapai US$30.000, maka PDB nominal mencapai US$9,8 triliun.