HABAKITA – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengenalkan teknologi pengeringan rumput laut menggunakan rumah kaca dan mesin rotary dryer.
Teknologi ini bertujuan meningkatkan kualitas produksi rumput laut di Silvofishery Marana, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan.
Kepala BPPSDM KKP, I Nyoman Radiarta, mengatakan inovasi ini menjaga kualitas rumput laut meski di musim hujan.
Nyoman menambahkan bahwa teknologi ini juga akan diterapkan di Silvofishery Marana untuk meningkatkan produktivitas masyarakat.
Kolaborasi antar Unit Pelaksana Teknis KKP menjadi langkah strategis untuk meningkatkan ekonomi dan kualitas hidup masyarakat pesisir.
Teknologi ini diharapkan dapat memberi solusi bagi masyarakat yang menggantungkan hidup pada sektor perikanan di pesisir.
Kepala Loka Riset Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan (LRMPHP) Bantul, Kartika Winta Aprilia, menjelaskan inovasi alat pengering ini.
Alat pengering rumah kaca dapat meningkatkan efisiensi pengeringan rumput laut, sementara mesin rotary dryer membantu pengeringan pelet ikan.
Pengering rumah kaca pertama kali diperkenalkan di SFV Wanamina Marana berdasarkan kebutuhan di lapangan dan kesiapan teknologi.
Kepala BRPBAP3 Maros, Indra Jaya Asaad, mengatakan sektor rumput laut menjadi penopang ekonomi utama masyarakat pesisir di Maros.
Namun, penjemuran tradisional sering menimbulkan kendala kualitas akibat cuaca yang tidak menentu, terutama di musim hujan.
Indra berharap teknologi pengering rumah kaca dan mesin rotary dryer dapat meningkatkan kualitas rumput laut kering yang dihasilkan.
Selain itu, mesin rotary dryer juga diharapkan meningkatkan efisiensi pembuatan pakan mandiri bagi masyarakat pesisir.
Sistem pengering rumah kaca berfungsi menurunkan kadar air rumput laut, mencegah jamur, mikroorganisme, dan serangga berkembang.
Alat pengering ini dapat meningkatkan masa simpan rumput laut, sehingga menghasilkan produk berkualitas tinggi dengan biaya efisien.
Dengan kapasitas produksi meningkat, BPPSDM berharap teknologi ini mendukung ekonomi lokal dan kesejahteraan masyarakat pesisir Maros.
Selain itu, teknologi ini diharapkan dapat diadopsi di wilayah pesisir lainnya untuk mendukung pengembangan ekonomi biru.[]