HABAKITA – Satgas Importasi Ilegal Bareskrim Polri berhasil menyita 1.883 bal pakaian bekas di dua lokasi, yaitu Kota Bandung dan Cikarang, Bekasi, Jawa Barat. Tindakan ini diambil untuk melindungi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dari dampak negatif barang impor ilegal.
Dalam konferensi pers di Cikarang, Kepala Bareskrim Polri, Komjen Pol. Wahyu Widada, menjelaskan bahwa masuknya pakaian bekas dari China, Korea, dan Jepang bisa menimbulkan efek negatif bagi ekonomi lokal. “Harga pakaian bekas ini sangat murah sehingga merugikan industri dalam negeri dan UMKM kita,” ujar Wahyu pada Selasa, 6 Agustus 2024.
Wahyu menambahkan bahwa jika impor ilegal terus berlanjut, banyak pabrik garmen bisa tutup dan UMKM tidak mampu bersaing. “UMKM adalah salah satu tulang punggung perekonomian kita,” tambahnya.
Wahyu juga menekankan bahwa Indonesia memiliki potensi ekonomi besar, dengan cita-cita menjadi negara maju pada tahun 2045. Namun, barang impor ilegal dapat menghambat pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan pengangguran.
Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan, dalam kesempatan yang sama, mengatakan bahwa selain Bareskrim, Ditjen Bea dan Cukai melalui Kantor Pelayanan Bea Cukai Tanjung Priok juga mengamankan 3.044 bal pakaian bekas.
Selain pakaian bekas, berbagai barang impor ilegal lainnya juga disita, termasuk 696 karpet, 6.578 unit elektronik seperti laptop dan ponsel, serta 20 ribu kain rol yang tidak memiliki izin impor. Total nilai barang-barang ini diperkirakan mencapai Rp46,1 miliar.
Zulkifli mengimbau semua pihak untuk bekerja sama menyelesaikan masalah ini agar industri dalam negeri bisa tumbuh. “Jika kita bereskan masalah ini, industri dan UMKM kita akan tumbuh,” pungkasnya.[]