HABAKITA – Deklarasi dan peresmian Posko Pekatik’e Mas Dar se Karesidenan Kedu di Dusun Dukuhan, Desa Gunungpring, Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, mendadak gempar dengan kedatangan Kyai NU yang dihormati, Mbah Latief.
Kehadiran tak terduga Mbah Latief langsung menarik perhatian tamu undangan dan warga yang hadir.
Dikenal karena kharismanya dan banyak pengikut, Mbah Latief menjadi pusat perhatian di acara tersebut.
“Mbah Latief tekan kene! Mbah Latief tekan kene!” kata panitia pelaksana kegiatan peresmian posko Pekatik’e Mas Dar dengan suara keras memberi tahu.
Koordinator Pekatik’e se Karesidenan Kedu KH. Chanafi langsung menyambut kedatangan Mbah Latief. Di sini Mbah Latief dipersilahkan duduk berhadap-hadapan dengan Ketua DPD Partai Gerindra Jawa Tengah, Sudaryono.
Selanjutnya, KH. Chanafi memperkenalkan Sudaryono kepada Mbah Latief sebagai calon Gubernur Jawa Tengah periode 2024-2029. Mbah Latief nampak senang melihat sosok Sudaryono.
Bahkan, dalam pertemuan singkat tersebut, Mbah Latief mendoakan Sudaryono sembari memberikan air putih agar terpilih sebagai Gubernur Jawa Tengah periode 2024-2029. Doa dari ulama yang dihormati ini tentu menjadi suntikan semangat bagi Sudaryono dalam pencalonannya.
“Gubernur… Gubernur… Gubernur,” kata Mbah Latif, seraya bergumam dan langsung dijawab dengan kompak,” Aamiin … Aamiin…Aamiiin.”
Sebagai informasi, Mbah Latief merupakan sosok yang sangat dikenal di kalangan Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah di wilayah Muntilan dan Magelang. Beliau juga dikenal sebagai penasihat bagi banyak pejabat tinggi dan pengusaha di Jawa Tengah.
Kebiasaan Mbah Latief untuk datang secara tiba-tiba ke suatu acara telah menjadikannya sosok yang penuh misteri. Banyak yang meyakini bahwa kehadiran Mbah Latief membawa pesan dan keberkahan.
Kemudian, nasab Mbah Latief sebenarnya sangat komplet, artinya beliau adalah salah satu dari anak turun para wali yang makamnya ada di Pemakaman Wali Gunungpring.
Menurut salah satu sumber yang dapat dipercaya nasab mbah Latif dari bapaknya adalah keturunan dari mbah Ky Abdul Rouf. Sementara dari ibu kandungnya berasal dari Kiai Raden Pangeran Singosari bin Kiai Pemanahan, yang makamnya di Gunungpring.
Maka, tak heran jika Mbah Latief dikenal sakti dan menurunkan karomah, kepada siapa saja yang didatangi dan ditemui, termasuk calon Gubernur Jateng Sudaryono.
KH. Chanafi menuturkan bahwa Mbah Latief mempunyai karomah tersendiri. Banyak kejadian dan pengalaman unik yang dialaminya seperti ketika beliau tiba-tiba hadir di Warung sate, di jalan Kaliurang Yogyakarta. Di sini, beliau pun kemudian disuguhi sate oleh pemilik warung dan makan di situ.
“Ketika tusuk sate mau saya lepasin, oleh pemilik warung tidak boleh dilepasin, akhirnya pemilik warung itu yang melepasin tusuk satenya, supaya Mbah Latief gampang daharnya. Tidak berapa lama, setelah Mbah Latief dahar, warung itu dalam sekejap dipenuhi pembeli,” kata KH. Chanafi yang menyaksikan sendiri kejadian itu.
KH. Chanafi juga menuturkan bahwa Mbah Latief itu juga nampak hadir di acara Mutamar NU di Lampung beberapa waktu yang lalu dengan pakaian yang necis pakai jas komplet beserta sepatunya. Banyak saksi yang melihat kehadiran Mbah Latief di Muktamar NU itu.
Selain itu, pernah ada rombongan dari Aceh yang mencari Mbah Latif. Menurut pengakuannya Mbah Latief biasa mengikuti acara Selapanan di Aceh sana. Rombongan dari Aceh itu bertanya kepada warga sekitar, kebetulan tidak ada yang mengenal.
Akhirnya, rombongan itu diantar ke masjid Santren. Di masjid itu, rombongan Aceh melihat Mbah Latief sedang duduk-duduk di teras masjid. Spontan rombongan itu teriak. “Ya. Itu orangnya. Itu orangnya,” kata rombongan jamaah Aceh serempak.
Otomatis rombongan itu langsung menghampiri Mbah Latief sambil bersalaman mencium tangannya.
Kemudian, masih banyak lagi kejadian kejadian di luar nalar, ketika kehadiran Mbah Latief menjadi kenyataan di kemudian hari. Termasuk kedatangannya menemui calon Gubernur Jateng Sudaryono.